Khutbah Jum'at: Keistimewaan Tauhid dan Dosa-dosa yang Diampuni Karena Tauhid ~ ustadzmu.com

0
Khutbah Jum'at: Keistimewaan Tauhid dan Dosa-dosa yang Diampuni Karena Tauhid ~ ustadzmu.com. Pembaca Ustadzmu, berikut ini Ustadzmu sajikan khutbah jum'at yang membahas tentang Aqidah atau Tauhid. Khutbah Jum'at kali ini akan mengulas tentang Keistimewaan Tauhid dan Dosa-dosa yang Diampuni Karena Tauhid.
Keistimewaan Tauhid dan Dosa-dosa yang Diampuni Karena Tauhid
Khutbah Jum'at: Keistimewaan Tauhid dan Dosa-dosa yang Diampuni Karena Tauhid


Khutbah Jum'at ini tentunya juga cocok digunakan untuk siapa saja hendak memberikan ceramah, kultum, atau kajian. Silakan dibaca dan disebarluaskan. Cukup degan meng-klik tombol share sosial media yang Ustadzmu sediakan di bawah ini. Semoga manfaatnya semakin luas.
 

Keistimewaan Tauhid dan Dosa-dosa yang Diampuni Karena Tauhid

Khutbah I (Khutbah Pertama)


الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ على نَبِيِّنَا مُحمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ.

Alhamdulillah, segala puja dan puji milik Allah Rabb semesta alam, kita memuji, memohon pertolongan, dan memohon ampun kepadaNya. 

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Jama'ah Jum'at Hafizhakumullah,
Lewat mimbar jum'at ini, khatib wasiatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada jama'ah jama'ah semuanya, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menjalankan perintah-perintahNya, menjauhi segala laranganNya. Bertakwa sebagaimana yang telah Allah perintahkan:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kalian wafat kecuali dalam keadaan Islam."

Jama'ah Jum'at Hafizhakumullah,
Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Quran surat Al-An’am [6] ayat 82:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٨٢﴾

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzoliman (kemusyrikan), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk." (Q.S.6:82)

Ketika menafsirkan Al-Quran surat Al-An’am [6] ayat 82, Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Ahmad rahimahumallah. 

"Dari Abdullah sehubungan dengan firman berikut, bahwa ketika ayat berikut diturunkan: dan mereka tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman. (Al-An'am: 82) Maka berkatalah para sahabat Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam, "Siapakah di antara kita yang-tidak berbuat zalim terhadap dirinya sendiri?" Lalu turunlah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13) [HR. Al-Bukhari]

Sementara dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ} شَقَّ ذَلِكَ عَلَى النَّاسِ وَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَيُّنَا لَا يَظْلِمُ نَفْسَهُ؟ قَالَ: "إِنَّهُ لَيْسَ الَّذِي تَعْنُونَ! أَلَمْ تَسْمَعُوا مَا قَالَ الْعَبْدُ الصَّالِحُ: {يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} إِنَّمَا هُوَ الشِّرْكُ"

Dari Abdullah yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman. (Al-An'am: 82) Maka hal ini terasa berat oleh mereka (para sahabat). Lalu mereka berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah di antara kita yang tidak pernah berbuat aniaya terhadap dirinya sendiri?" Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Sesungguhnya hal itu bukan seperti apa yang kalian maksudkan. Tidakkah kalian mendengar apa yang telah dikatakan oleh seorang hamba yang saleh (Luqman), "Hai anakku, janganlah kalian mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (Luqman: 13). Sesungguhnya yang dimaksud dengan zalim hanyalah syirik (mempersekutukan Allah).

Jama'ah Jum'at Hafizhakumullah,
Berkaitan dengan tafsir dari Al-Quran surat Al-An’am [6] ayat 82, Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:
"Yakni mereka adalah orang-orang yang memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan mereka tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Mereka adalah orang-orang yang mendapat keamanan pada hari kiamat, dan merekalah orang-orang yang mendapat hidayah di dunia dan akhirat."

Sementara dalam Kitab Al-Jadid fiy Syarh Kitab At-Tauhid, Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz as-Sulaiman al-Qar'awi ketika memberikan syarah menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan kepada kita bahwasanya orang yang mentauhidkanNya (mengesakanNya) dan tidak menodai atau mencampuradukkan ketauhidannya dengan kesyirikan maka Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjanjikannya dengan keselamatan dari masuk ke dalam neraka di akhirat. 

Selain dijanjikan keselamatan di akhirat Allah Subhanahu wa Ta'ala juga akan memberikan taufik kepada orang yang memurnikan tauhid dengan menunjukkan ke jalan yang lurus di dunia.

Perlu diketahui bawah keselamatan atau keamanan dalam ayat (لَهُمُ ٱلْأَمْنُ) "bagi mereka kemanan atau keselamatan" maksudnya adalah aman atau selamat dari masuk neraka jika tidak terus menerus berbuat dosa besar sementara dia tetap memurnikan tahuid, dan aman atau selamat dari kekal di neraka jika dia terus menerus berbuat dosa besar sementara dia tetap memurnikan tahuid. Wallahu a'lam.

Jama'ah Jum'at Hafizhakumullah,
Dari tafsir dan penjelasan terhadap Al-Quran surat Al-An’am [6] ayat 82 menunjukkan kepada keistimewaan tauhid. Tauhid di sini adalah tauhid yang murni tanpa dinodai atau dicampuradukkan dengan kesyirikan. Banyak hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang menunjukkan keistimewaan dari Tauhid atau mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ubadah bin Shomit Radhiallahu’anhu menuturkan: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

" من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله، وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه والجنة حق والنار حق أدخله الله الجنة على ما كان من العمل " أخرجاه

“Barang siapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad adalah hamba dan RasulNya, dan bahwa Isa adalah hamba dan RasulNya, dan kalimatNya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari padaNya, dan surga itu benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukkanya ke dalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya”. (HR. Bukhori & Muslim)

Syahadat dalam hadits tersebut ialah: persaksian dengan hati dan lisan, dengan mengerti maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi tuntutannya, baik lahir maupun batin.

Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari Itban Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah bersabda :

" فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله "

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala mengharamkan neraka bagi orang-orang yang mengucapkan لا إله إلا الله dengan ikhlas dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah”.

Jama'ah Jum'at Hafizhakumullah,
Tentang keistimewaan kalimat tauhid (لا إله إلا الله) ada hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

" قال موسى يا رب، علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال : قل يا موسى : لا إله إلا الله، قال : يا رب كل عبادك يقولون هذا، قال موسى : لو أن السموات السبع وعامرهن – غيري – والأرضين السبع في كفة، ولا إله إلا الله في كفـة، مالت بهـن لا إله إلا الله " (رواه ابن حبان والحاكم وصححه).

“Musa berkata : “Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingatMu dan berdoa kepadaMu”, Allah berfirman :”Ucapkan hai Musa لا إله إلا الله ”, Musa berkata : “Ya Rabb, semua hambaMu mengucapkan itu”, Allah menjawab :” Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat لا إله إلا الله diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat لا إله إلا الله lebih berat timbangannya.” (HR. Ibnu Hibban, dan Imam Hakim sekaligus menshohihkannya).

Tentang dihapuskannya dosa-dosa karena tauhid Imam An-Nawawi rahimahullah dalam Hadits Arba'in hadits ke-42 Bab Si'atu Maghfiratillah 'Azza wa Jalla (Luasnya Ampunan Allah) menukil Hadits Qudsi riwayat Imam Tirmidzi dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu ia berkata aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

" قال الله تعالى : يا ابن آدم، لو أتيتني بقراب الأرض خطايا، ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا، لأتيتك بقرابها مغفرة "

“Allah Subhanahu wata’ala berfirman : “Hai anak Adam, jika engkau datang kepadaKu dengan membawa dosa sejagat raya, dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatupun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sejagat raya pula”.

Allahu Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Quran sura An-Nisa (4) ayat 48:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذلِكَ لِمَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرى إِثْماً عَظِيماً (48)

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar."

أقول هذا القول وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب فاستغفروه يغفر لكم إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah ke-2 (Khutbah Kedua)


الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kalian wafat kecuali dalam keadaan Islam."

Jama'ah Jum'at Hafizhakumullah,
Apa faidah yang dapat diambil dari khutbah yang pertama? Diantara faidah yang dapat kita ambil adalah:
1. Tidak sahnya iman jika disertai dengan kesyirikan
Iman ialah ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan, diiringi dengan ketulusan niat karena Allah, dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah

2. Penamaan syirik dengan sebutan zhalim
Syirik disebut kezhaliman karena syirik adalah menempatkan suatu ibadah tidak pada tempatnya, dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya.

3. Orang yang tidak mencampuradukkan keimanannya dengan kesyirikan maka dia akan selamat dari adzab

4. Keistimewaan Tauhid
Tauhid (mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala) adalah sebab paling besar diampuninya dosa-dosa. 

Akhirnya, di penghujung khutbah kedua ini, mari kita berdo kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sesungguhnya Dia Maha Mengabulkan Do'a-doa hambaNya. 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد ، وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

اللهُمَّ إِنِّا نَعُوذُ بِكَ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ وَنَحْنُ نَعْلَمُ , وَ نَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Abu Farhan Fahrudin El-Sragany El-Menggorowiy
Referensi Khutbah:
- Al-Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-'Adhim [Tafsir Ibnu Katsir]
- Al-Imam An-Nawawi, Al-Arba'un An-Nawawiyah (Hadits Arba'in)
- Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahhab, Kitab At-Tauhid
- Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz as-Sulaiman al-Qar'awi, Al-Jadid fiy Syarh Kitab At-Tauhid

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)