Empat Perampasan yang Akan Dihadapi Manusia ~ ustadzmu.com

0
Empat Perampasan yang Akan Dihadapi Manusia ~ ustadzmu.com. Pembaca ustadzmu.com, berikut ini Ustadzmu akan menyajikan secara ringkas pembahasan tentang empat hal yang akan dihadapi manusia sebagai anak keturunan Nabi Adam.

Imam Ibnu Hajar di dalam Kitab Al-Isti’dâd li Yaumil Ma’âd Bab Ar-Ruba'iy, hal. 74 menyebutkan perkataan dari Ahli Hikmah:

يستقبل ابن أدم اربع نهبات ينتهب ملك الموت روحه و ينتهب الورثة ماله و ينتهب الدود جسمه و ينتهب الخصماء عرضه أي عمله

Artinya, “Anak keturunan Adam akan menghadapi empat perampasan. Malaikat maut akan merampas rohnya, ahli waris akan merampas hartanya, cacing akan merampas jasadnya, dan orang-orang yang menjadi lawan (yaitu orang yang dizhalimi) akan merampas pahala amalnya."

Dari perkataan para ahli hikmah tersebut, kita sebagai manusia yang merupakan anak keturunan Nabi Adam agar siap, karena dalam kehidupan kita akan dihadapkan kepada empat perampasan yang akan "diambil secara paksa" dari diri kita. Apa saja keempat perampasan tersebut? Seperti apa penjelasannya? 

Manusia Akan Menghadapi Empat Perampasan

Berikut ini satu persatu uraian tentang perampasan yang akan dihadapi oleh manusia.

1. Malaikat Maut akan Mengambil dengan Paksa Rohnya (ينتهب ملك الموت روحه)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 185

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Artinya:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."

Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam tafsirnya Tafsir Al-Wajiz memberi keterangan:
"Ayat ini mengandung janji dan peringatan bagi orang yang beriman dan berdusta. Isinya yaitu bahwa setiap jiwa akan mati. Sesungguhnya kalian akan diberi balasan atas amal baik dan buruk kalian secara sempurna pada hari kiamat. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah selamat dari ketakutan dan mendapatkan apa yang diinginkan. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanya tipuan belaka. Al-Mata’ adalah sesuatu yang dinikmati dan dimanfaatkan manusia lalu hilang dan lenyap. Al-Ghurur adalah tipuan, yaitu sesuatu yang menipu agar orang sibuk dengannya sehingga tidak memperhatikan marabahaya."

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Jumu’ah Ayat 8

قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".

Dlam Tafsir Al-Mukhtashar [Markaz Tafsir Riyadh], dijelaskan:
Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang Yahudi itu, “Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya, pasti akan mendatangi kalian, tidak ada keraguan, baik cepat ataupun lambat. Kemudian kalian pada hari Kiamat dikembalikan kepada Allah, Yang mengetahui hal yang gaib dan yang nyata, keduanya tak ada yang luput dari-Nya, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian lakukan di dunia dan membalas kalian atas perbuatan tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Quran Surat An-Nisa Ayat 78

أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ 

Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh

Dalam hadits riwayat Imam At-Tirmidzi Rasulullah mengkabarkan kepada umatnya bahwa umur Umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam kisaran antara 60 - 70 tahun (Sedikit yang Lebih dari 70 tahun).

قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: "أعمار أمتي ما بين الستين إِلى السبعين، وأقلهم من يجوز ذلك". رواه الترمذي

 

2. Ahli Waris Akan Merampas Hartanya (و ينتهب الورثة ماله)
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas -raḍiyallāhu 'anhu-, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda:
يَتْبَعُ الميتَ ثلاثةٌ: أهْلُه ومَالُه وعَمَلُه، فيرجع اثنان ويَبْقى واحد: يرجع أهْلُه ومَالُه، ويبقى عَمَلُه  
[صحيح] - [متفق عليه]

"Mayat itu akan diikuti oleh tiga: keluarga, harta, dan amalnya. Dua akan pulang kembali, dan yang satu akan tetap tinggal (bersamanya). Keluarga dan hartanya akan kembali, dan yang tinggal adalah amalnya." [Hadis sahih - Muttafaq 'alaih]

Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. [Al-Munafiqun/63: 9].

Diriwayatkan Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak dari hadits Sahl bin Sa’d bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

“Jibril datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallamdan berkata: Wahai Muhammad hiduplah sekehendakmu sebab engkau padsti akan mati, cintailah siapa yang engkau kehendaki sebab engkau akan meninggalkannya, dan berbuatlah apa yang engkau kehendaki sebab engkau akan mendapat balasannya, kemudian dia berkata: Wahai Muhamad kemulian seorang mu’min ada pada saat qiyamullail dan ketinggiannya pada ketidakbutuhannya pada manusia”.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(yaitu) di hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. [Al-Asyu’ara/26: 88-89]

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari hadits Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ وَعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَ

Apabila anak Adam meninggal maka akan terputus amalnya kecuali tiga hal: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanafaat dan anak shaleh yang selalu mendo’akan kedua orang tuanya”.

3. Cacing/Ulat Akan Merampas Jasadnya (و ينتهب الدود جسمه)

Tak perlu waktu yang lama, begitu seseorang meninggal dunia, maka tubuh mereka akan mulai rusak, bahkan tubuhnya bisa langsung membusuk.

Dekomposisi atau pembusukan mayat itu cukup mudah. Begitu kematian terjadi, darah yang mengandung oksigen akan berhenti mengalir, sel tubuh mulai mati atau mengalami proses yang disebut autolisis. 

Menurut buku Evaluation of Postmortem Changes, dikutip dari Live Science oleh Kompas, pembusukan atau penguraian bahan organik tanpa oksigen oleh bakteri, jamur, atau organisme lain, dapat mengubah sebagian kulit tubuh menjadi hijau sekitar 18 jam setelah kematian.

Hal ini terjadi secara bersamaan, karena bakteri di perut berkembang biak dengan cepat, menciptakan gas yang menyebabkan tubuh kembung dan bau.

Pembusukan mayat atau jenazah akan berlangsung semakin cepat saat tubuh berada di lingkungan yang panas. Itulah sebabnya, jenazah manusia sering disimpan di lemari es, hingga tiba waktunya dimakamkan. Selama tahap kembung pada perut karena peningkatan bakteri, kulit bisa melepuh dan bisa terjadi marbling, yang mana pembuluh darah berwarna hitam kehijauan dapat terlihat melalui kulit dalam waktu sekitar 24-48 jam setelah kematian. Akhirnya, proses pembusukan hitam terjadi, ditandai dengan organ dan jaringan tubuh melunak, serta bentuk kehidupan seperti serangga dan mikroba akan tampak memakan jaringan lunak yang tersisa, dan pada akhirnya meninggalkan sisa-sisa kerangka.

Ada jasad yang diistimewakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan tetap awet alias tidak busuk, seperti jasad para Nabi 'Alaihimus Salam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya menjelaskan bahwa mengharamkan bumi untuk memakan/merusak jasad para Nabi. Jadi jasad para Nabi tidak akan rusak dimakan (binatang) tanah. Beliau bersabda:

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلَام وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ أَيْ يَقُولُونَ قَدْ بَلِيتَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمْ السَّلَام

“Sesungguhnya yang paling utama di antara hari kalian adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan dan dimatikan. Pada hari ini pula terjadi peniupan sangkakala dan kematian massal. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari ini karena shalawat kalian itu akan diperlihatkan kepadaku.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami akan diperlihatkan kepadamu sedang jasadmu telah lapuk (remuk)” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan (binatang) tanah memakan jasad para Nabi ‘alaihimus salam” (HR. An Nasa’i dan Ibnu Majah)

Mengenai para syuhada, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لَا تَشْعُرُونَ

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al Baqarah: 154)

Tentang Al-Quran surat Al Baqarah ayat 154 dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah dijelaskan:
"Dan janganlah kalian mensifati orang-orang yang syahid dalam berjihad di jalan Allah sebagai orang-orang yang mati; sebab mereka tetap hidup dalam kubur mereka, namun kalian tidak mengetahuinya, karena tidak ada yang memahami hakikatnya kecuali Allah."

4. Para Lawan (Orang-orang yang Dizhalimi) Akan Merampas Pahala Amalnya (و ينتهب الخصماء عمله)

Suatu ketika, pada saat Nabi sedang bersama para sahabatnya beliau bertanya tentang siapa yang dimaksud dengan orang yang bangkrut itu? 

أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Apakah kalian tahu siapa al-muflis itu (orang yang bangkrut/pailit)?”

Para sahabat menjawab, ”Al-Muflis (orang yang bangkrut/pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”

Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Al-Muflis (orang yang bangkrut/pailit) dari kalangan umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang (yang dizhalimi) itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya (orang yang menzalimi). Jika telah habis kebaikan-kebaikannya (orang yang menzalimi), maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya (kepada orang yang dizhalimi), kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).

Catatan:
Kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka (dia di sini yaitu orang yang berbuat zhalim tersebut, yang disebut sebagai Al-Muflis atau orang yang bangkrut.

Nah, itulah Empat Perampasan yang Akan Dihadapi oleh Manusia. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala anugerahkan kepada kita ending (kematian) yang baik (husnul khatimah), dapat meninggalkan ahli waris yang berkecukupan dan shalih, diselamatkan dari fitnah kubur, dan dijaga dari menzalimi orang lain ataupun dizhalimi oleh orang lain. Wallahu a'lam bish-shawab. [Abu Farhan Fahrudin Ibnu Mudakir Ibnu Basyir El-Sragany]

Catatan Tambahan:
Sebagian ulama kontemporer menjelaskan bahwa kitab Al-Isti’dâd li Yaumil Ma’âd atau Al-Munabbihat bukan bagian dari karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy. Wallahu a'lam bish-shawab.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)