Bertahun-tahun Beramal Tapi Sia-sia (Ketahuilah: Ini Syarat-syarat Diterimanya Amal)

0
Bertahun-tahun Beramal Tapi Sia-sia (Ketahuilah: Ini Syarat-syarat Diterimanya Amal). Menjadi harapan semua orang Islam agar amal perbuatan yang dilakukan di dunia diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bagi orang Islam, dunia adalah "mazro'atul akhirah", ladang tempat bercocok tanam untuk investasi kehidupan akhirat.

Syarat-syarat Diterimanya Amal, Khudz 'Aqidatak min al-Kitab wa as-Sunnah as-Shahihah
Sungguh rugi berlipat ganda jika apa yang sudah ditanam di dunia, selain tidak bisa dinikmati di dunia juga tidak bisa dinikmati di akhirat. Na'dzu billah min dzalik.

Namun, jika apa yang ditanam di dunia tidak bisa kita rasakan, usahakan bisa kita rasakan di akhirat. Toh durasi menikmati hidup di dunia juga tidak lama. Jika merasa menderita pun, juga sifatnya sementara.

Kepengennya kebanyakan orang tentu ingin enak (baca:baik) di dunia, juga enak di akhirat. Terminologi Al-Quran menyebutnya sebagai "fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah". Ditambah paket lengkap "selamat dari adzab api neraka". Siapa orangnya yang tidak ingin yang seperti itu?

Agar amal perbuatan kita selama di dunia ini diterima Allah Ta'ala dan tidak dianggap sebagai fatamorgana atau sebagai amal yang sia-sia, maka kita wajib mengetahui apa saja syarat-syarat diterimanya amal. Dengan tahu sayarat-syaratnya, maka amal ibadah yang kita lakukan insyaallah akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Syarat-syarat Diterimanya Amal

Apa syarat-syarat diterimanya amal? Syarat-syarat diterimanya amal di sisi Allah ada tiga macam. Nah, berikut ini tiga syarat diterimanya amal:
1. Iman kepada Allah dan mentauhidkan-Nya
Allah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah surga firdaus tempat tinggalnya" (QS. Al-Khafi: 107)

Rasulullah bersabda: "Katakanlah: "Aku beriman kepada Allah", kemudian istiqamahlah!" (HR. Muslim)

2. Ikhlas, yaitu beramal tanpa niat riya' (pamer) dan sum'ah (memperdengarkan/ menyiarkan/ menceritakan amalnya)

Allah berfirman:
"Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepadaNya". (QS. Az-Zumar: 2)

3. Sesuai dengan apa yang dibawa (diajarkan) oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam

Allah berfirman:
"Dan apa yang telah diberikan (diperintahkan) oleh Rasulullah kepadamu maka terimalah/ambilah (kerjakanlah), dan apa yang dilarang olehnya bagimu maka tinggalkanlah". (QS. Al-Hasyr)

Rasulullah bersabda: 
"Barang siapa beramal dengan suatau amalan yang tidak ada dalam urusan (perintah) kami maka amalan tersebut tertolak/ditolak". (HR. Muslim)

Referensi:
Khudz 'Aqidatak min al-Kitab wa as-Sunnah as-Shahihah, Muhammad bin Jamil Zainu, halaman 10

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)